Sebagai mahasiswa yang berasal dari Jakarta, menjalani perkuliaan jauh dari tempat tinggal, hingga harus merantau meninggalkan keluarga dan rumah tempat dimana aku dibesarkan, pastinya banyak sekali rintangan yang harus dihadapi, terutama karena ini merupakan pengalamanku merantau pertama kalinya untuk melaksanakan kelas praktikum offline di bulan Januari ini. Pada awalnya, aku sangat percaya bahwa Jogja merupakan kota yang aman, nyaman, murah, dan sangat bersahabat bagi para mahasiswa yang merantau karena terkenal dengan label kota pelajar. Tetapi, baru-baru ini telah muncul beberapa masalah yang telah menjadi concern hingga red flag bagiku dan juga keluargaku.
Salah satu masalah besar yang telah aku observed dan alami selama hampir sebulan tinggal di Jogja adalah rasa aman. Belum lama ini, telah viral mengenai berita dengan istilah klitih di platform media sosial seperti Twitter, News Media, dan Youtube. Secara singkat, klitih merupakan fenomena permasalahan sosial yang dilakukan oleh anak dibawah umur atau pelajar SMP dan SMA yang melakukan tindakan kriminal dengan membacok, menyerang dengan senjata tajam, menakuti, meneror, hingga menyakiti siapapun di jalan raya tanpa memandang bulu atau membabi buta. Krisis akhlak yang dilakukan oleh mereka mendorong ketakutan masyarakat tidak hanya warga lokal tapi juga warga yang merantau.
Uniknya, motif atau tujuan yang dilakukan oleh perlakuan klitih ini hanyalah untuk kesenangan semata atau sebagai kepemilikikan rasa hebat dan apresiasi dari geng motor. Bukan untuk membegal, mencuri motor, atau memalak orang-orang tertentu. Peristiwa ini telah mencemarkan nama baik kota Jogja sebagai kota yang aman dan nyaman untuk para pengendara motor dan pejalan kaki untuk melakukan aktivitas di malam hari khususnya diatas jam 10 malam. Tak hanya itu, permasalan keamanan sosial ini terjadi tidak hanya hitungan jari, tapi dalam hanya kurung waktu satu tahun saja bedasarkan data 2021 menunjukan bahwa telah terjadi peristiwa klitih sebanyak 58 kali. Bayangkan saja itu merupakan peristiwa yang terlapor saja, belum mencakup peristiwa yang mungkin belom terlapor. Hebatnya lagi, dari pengalaman sendiri, aku memiliki teman yang baru pindah ke Jogja selama satu bulan ini dan sudah mendengarkan setidaknya 6 berita dari teman, tetangga, sodara bahkan menyaksikan langsung peristiwa pembacokan terjadi di jalan raya pada malam hari hingga harus dibawa ke rumah sakit UGD.
Mengapa topik permasalahan ini ingin aku angkat, adalah karena darurat dan urgensinya keamanan sipil yang menjadikan nyawa sebagai taruhan hanya untuk menjalani aktivitas dimalam hari apalagi para mitra Gojek, Grab, dan ShopeeFood yang sedang mencari nafkah bahkan mahasiswa/i yang harus lembur malam mengerjakan projek dan tugas bisa menjadi korban. Peristiwa yang serupa pernah terjadi dan dialami oleh salah satu Almarhumah Mahasiswi UGM harus terenggut nyawanya ketika menjalani sahur di dini hari akibat telah diserang oleh "klitih".
Menanggapi problematika sosial yang terjadi ini, respon netizen di media sosial seperti Twitter telah menggebu-gebu hingga menuntut ke pihak berwajib menanyakan dimanakah pertanggung jawaban mereka untuk memberikan masyarakat sipil rasa 'aman'? Bahkan salah satu korban yang terkena klitih di underpass Jalan Kaliurang harus melapor dan menggunggah pengalamannya melalui Twitter agar masalah ini diangkat dan sempat viral dengan tagar #YogyaTidakAman, #YogyaDaruratKlitih, hingga #SriSultanDaruratKlitih.
Melihat peristiwa diatas, sudah menunjukan bahwa terdapat tidak hanya satu masalah saja, tetapi masalah ini sudah mengakar mulai dari kurangnya edukasi, moral, hingga degradasi akhlak atas apa yang telah diperbuat oleh oknum klitih hingga hal yang memperburuk masalah dan patut diprihatinkan dari peristiwa diatas adalah pihak berwajib yaitu polisi dan pemerintah malah membantah mengenai laporan yang viral tersebut. Mereka yang seharusnya berkewajiban memberikan hak aman kepada masyarakat dan sipil, malah memberikan statement yang kurang baik tanpa memberikan validitas dan argumen yang konkret. Oleh karena itu, kasus yang terjadi diatas bersifat darurat dan mesti diselesaikan dengan problem solving yang benar.
Sebagai mahasiswa ilmu komputer sudah semestinya untuk aku, ikut membantu berkontribusi dan memberikan dampak terhadap masyarakat melalui pendekatan teknologi informasi. Hal ini dapat dicapai dengan membuat sebuah aplikasi emergency yang terintegrasi menjadi satu. Aplikasi ini terdiri dari layanan panggilan realtime untuk polisi, ambulans, pemadam kebakaran, dan SAR. Mengapa ide aplikasi ini patut dan layak untuk dikembangkan? dikarenakan banyak sekali nilai pro, kelebihan, dan keuntungan yang didapat yang dapat di deskripsikan menjadi beberapa poin berikut:
- User dapat melakukan pemesanan langsung untuk layanan yang diperlukan sesuai kebutuhan seperti polisi, ambulans, pemadam kebakaran, hingga tim SAR hanya dengan beberapa step dan sentuhan di aplikasi dan akan sampai di tujuan sesuai geolokasi user.
- Aplikasi memiliki fitur realtime tracking live location GPS yang akan mempermudah user dan pihak berwajib dalam men_-tracking_ posisi (tanpa harus mendeskripsikan alamat, jika tidak tahu) sehingga membantu proses pelayanan ke TKP lebih cepat dan seamless.
- User akan mendapatkan info lengkap mengenai profil tenaga bantuan (polisi, ambulans, pemadam kebakaran, SAR) yang akan tiba di lokasi, mulai dari nama, kontak tambahan, posisi realtime, hingga approximate ETA (estimated time arrival) akan tiba di TKP
- Aplikasi memiliki fitur realtime video call 1 on 1 dengan call center sebelom melakukan pesanan layanan bantuan siaga untuk mempermudah proses investigasi dalam bukti aksi kriminalitas, kebutuhan jumlah tenaga bantuan dan kesehatan (kecelakaan atau penyakit kronis), hingga menggambarkan situasi kondisi yang dialami user saat itu.
- Aplikasi akan terintegrasi langsung dengan NIK dan eKTP saat registrasi untuk mempermudah tracking dan tracing profil pengguna saat tenaga kesehatan harus melakukan pendataan manual.
- User dapat mendaftarkan nomor kontak darurat seperti kerabat terdekat, keluarga, teman, atau saudara sebagai kontak cadangan pertolongan pertama ketika user mengalami tidak sadar diri.
- Aplikasi memiliki fitur shortcut SOS button yang akan men-trigger alarm, kontak relasi terdekat, memberikan tracking realtime live location, hingga akses langsung ke kamera dan audio yang dapat digunakan sebagai bukti selama hal darurat terjadi.
- Aplikasi dapat memberikan user lokasi-lokasi darurat seperti RS, klinik, pemadam kebakaran, hingga kantor polisi terdekat bedasarkan data geolokasi user.
- User dapat mengisi data riwayat kesehatan dan alergi saat periode registrasi yang nantinya akan membantu tenaga kesehatan (ambulans) dalam menjalani proses pelayanan darurat.
- Terdapat menu laporkan atau pengaduan masyarakat yang mempermudah user untuk melakukan pengaduan langsung menggunakan aplikasi darimanapun dan kapanpun hanya dengan mengisi form.
- Aplikasi digunakan sebagai sarana alternatif selain harus menelfon menggunakan seluler sehingga user tidak dikenakan biaya pulsa atau biaya administratif lainnya.
- Untuk menghindari pemesanan fiktif atau pemesanan bodong, aplikasi sudah mengantisipasi dengan sistem realtime 1 on 1 video call untuk melihat situasi dan kebutuhan, kemudian live location tracking, lalu user atau pengguna wajib meregistrasikan eKTP atau NIKnya, dan juga beberapa warning peringatan bahwa melakukan hal ilegal dapat dikenakan sanksi hukum sehingga segala aktivitas ilegal dan penyalahgunaan aplikasi akan terekam secara automatis oleh sistem.
Dari penjelasan dan penjabaran poin diatas, setidaknya hal tersebut sudah bisa memberikan gambaran mengenai aplikasi emergency yang dinamakan Siaga. Dengan adanya ekosistem ini pastinya akan mempermudah user (warga) dalam melakukan pengaduan dan juga pihak berwajib yang akan menerima laporan, karena didukungnya oleh data-data yang terkoleksi yang jauh lebih memadai, lengkap, dan juga akurat. Masalah kecil yang sering dihadapi seperti telfon tidak ada pulsa, kemudian mendeskripsikan alamat dan tempat TKP yang mungkin pelapor tidak tahu, atau bahkan proses pendataan pelapor yang memakan waktu juga karena menginput secara manual, semua masalah tersebut akan dipecahkan dengan adanya pendekatan teknologi aplikasi yang bisa dikembangkan ini. Sebab itu, harapan terbesarnya aplikasi ini akan mendorong jauh mengecilkan angka kriminalitas yang terjadi di Indonesia serta memberikan rasa aman, nyaman, dan waspada untuk seluruh warga karena dengan mudahnya serta kelancaran dalam mengakses bantuan siaga utama.
Artikel dibuat oleh Ramzy Izza Wardhana - Internship KOMATIK SRD 2022
Top comments (0)