DEV Community

Ifan Jaya Suswanto Zalukhu
Ifan Jaya Suswanto Zalukhu

Posted on • Originally published at Medium on

Ketika Olahraga Menjadi Filosofi Hidup

ketika-olahraga-menjadi-filosofi-hidup

Akhir-akhir ini saya mencoba aktif kembali berolahraga di akhir pekan.

Awalnya sih, alasannya untuk mengikuti program internal di kantor, yaitu SimpliDOTS Sport Week. Saya juga tertantang untuk meningkatkan progres setiap minggunya di aplikasi sport tracker, dari yang awalnya 5 KM, jadi naik ke 6, 7 KM, dan seterusnya.

Alasan lain saya berolahraga adalah untuk dipamerkan di sosmed 😄, karena kalau pamer harta, belum banyak yang bisa dipamerkan 😂.

Walau itu motivasi awalnya, belakangan ini olahraga sudah sedikit menjadi kebiasaan demi kesehatan. Agak lucu juga, aplikasi / API dijaga agar hasil health check selalu healthy, tapi diri sendiri malah tidak 😀

Beberapa waktu lalu, saat lagi ngos-ngosan lari, salah satu teman saya mengeluarkan filosofi yang menurut saya pasti ngawur.

“Fan, kamu tahu nggak, olahraga itu ibarat investasi, belajar, dan menanam tanaman. Apa yang kita lakukan sekarang tidak langsung memberikan hasil, tapi butuh proses, konsistensi, kesabaran, dan usaha.

Kita mulai secara bertahap, seperti melakukan dollar cost averaging setiap bulan untuk mencapai portofolio investasi yang lebih besar. Juga ibarat belajar, mengumpulkan kepingan puzzle yang tidak jelas di awal, tapi akhirnya membentuk gambar yang indah setelah kita berjuang dan tidak menyerah.

Tapi Fan, kamu tahu apakah selalu happy ending setelah kita melakukan semua itu?

Kadang hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi awal. Misalnya saat musim panen tiba-tiba gagal panen karena serangan hama atau cuaca buruk, atau yang paling lucu, kamu salah pilih biji di awal. Kamu ingin menanam nangka, eh ternyata yang kamu tanam biji cempedak.

Tapi apakah semuanya sia-sia? Enggak juga, karena dari setiap usaha dan pembelajaran pasti ada hal baru yang kita dapatkan. Misalnya, kita jadi tahu cara membedakan biji nangka dan cempedak, serta lebih berusaha dan penuh perencanaan untuk mengatasi kegagalan panen ke depannya, sehingga hasil yang didapatkan lebih melimpah dan memuaskan.”

Sambil mengangguk-angguk, saya berpikir bagaimana caranya menghentikan si lapet ini agar segera berhenti dengan filosofi konyolnya, karena langit sudah mulai gelap dan gerimis.

Akhirnya, dia selesai juga. Pelajaran yang saya ambil: kadang cerita saat olahraga bisa imajinatif karena orang yang bicara ngos-ngosan dan kekurangan oksigen, sehingga fungsi kognitifnya menurun 😄.

Top comments (0)