Introvert + WFH != Admin Judi Online
This image was created with the help of Google Bard
Cerita yang sebenarnya tidak begitu penting ini, menceritakan tentang kesalahpahaman di sekitar saya yang mengira saya bekerja di dunia judi online. Mereka berasumsi demikian karena saya sering terlihat di depan laptop dan jarang keluar rumah. Bahkan, ada satu waktu di mana mereka merencanakan untuk melakukan inspeksi mendadak di rumah saya saat saya sedang bekerja dari rumah (WFH), dengan harapan memastikan kecurigaan mereka.
Saat kejadian ini terjadi, saya bekerja sebagai software engineer di sebuah startup di Medan. Kantor kami berlokasi di komplek perumahan yang cukup terkenal di daerah tersebut, kita sebut saja komplek A. Pola kerja kami bersifat hybrid, yang berarti saya hanya masuk ke kantor sekitar 5–8 kali dalam sebulan, sedangkan sisanya saya bekerja dari rumah secara remote (Work From Home). Perlu dicatat bahwa startup tempat saya bekerja tidak bergerak di bidang judi online seperti yang diduga oleh orang-orang sebelumnya. 😀😂
Kecurigaan ini muncul karena empat hal berikut:
- Saya adalah seorang introvert yang tidak terlalu suka berbasa-basi
- Jarang Keluar Rumah, WFH & Outfit Yang Kurang Meyakinkan
- Saya jarang mengizinkan orang untuk masuk ke dalam kamar saya
- Saya Menggunakan Nama Lain
1. Saya adalah seorang introvert yang tidak terlalu suka berbasa-basi
Saya cenderung memiliki sifat introvert dan tidak terlalu suka berbasa-basi dengan orang asing atau di sekitar saya. Ketika mereka bertanya tentang pekerjaan saya dan lokasi kantor, jawaban saya biasanya standar: saya bekerja sebagai seorang programmer di komplek A.
Saya memilih istilah “ programmer ” karena lebih mudah dipahami oleh orang awam dibandingkan istilah “ engineer ” atau “ developer ”.
Sebelumnya, saya pernah menggunakan istilah “developer” dan itu menimbulkan kebingungan pada lawan bicara saya. Seorang bapak terdiam sejenak setelah itu, lalu bertanya, “Di komplek A, biasanya kalian jual rumahnya harganya sekitar berapa?” Ternyata, dia mengira saya adalah seorang developer properti anjrit 😀
Sejak kejadian tersebut, saya selalu menggunakan istilah “programmer” atau “IT” saja. Saya khawatir jika menggunakan istilah “engineer”, orang mungkin akan mengira saya adalah seorang tukang listrik. Alasan lainnya adalah untuk menghindari pertanyaan lanjutan dari mereka, karena saya cenderung malas berbasa-basi. Saya yakin, jika saya memberikan penjelasan yang panjang kali lebar mengenai saya bekerja dimana, mereka pasti akan lupa juga dan tidak mengingatnya 😀
2. Jarang Keluar Rumah, WFH & Outfit Yang Kurang Meyakinkan
This image was created with the help of Google Bard
Karena saya memiliki pola kerja hybrid, saya jarang keluar rumah. Bahkan untuk sekedar keluar dari kamar pun jarang, dan frekuensinya bisa dihitung dalam sehari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa saya mageran dan hobinya adalah tidur. 😀
Selain jarang keluar rumah, saat saya pergi ke kantor pun gaya berpakaian saya mungkin tidak begitu meyakinkan bagi orang yang mengira saya pergi bekerja. Anda tahu sendiri, gaya berpakaian seorang programmer. Saya biasanya berangkat ke kantor dengan mengenakan kaos hitam, celana training, dan sandal jepit warna hitam merk swallow 😀
Jangankan orang di luar rumah yang terkejut, bahkan keluarga saya sendiri di rumah juga terkejut ketika pertama kali melihatnya. Mereka bertanya dengan serius, “Kamu pergi kerja dengan hanya mengenakan sandal jepit yang telah dicakar-cakar kucing itu?”
Kenapa pakai outfit tsb? Yah karena di kantor gak dilarang 😀
3. Tidak Pernah Mengizinkan Orang Masuk Ke Kamar
Kamar saya selalu terkunci dan sangat jarang saya mengizinkan orang untuk masuk. Kebiasaan ini membuat orang lain curiga apakah ada sesuatu yang disembunyikan di dalamnya, kok di intip aja gak bisa. Yah, di intip mana bisa, rugi dong 😀
Ini bukan masalah ruginya sih, tapi lebih yah tahu sendiri biasanya gimana kamar cowok pasti lumayan berantakan, baju dimana-mana gak pernah dilipat.
Selain itu saya tipe orang meletakkan barang sembarangan diluar dan tidak pernah menyimpan rapi. Karena menurut saya dengan diletakkan diluar semua tanpa di simpan, jadi lebih mudah diambil ketika mau digunakan, tanpa harus buka lemari lagi, cari, dsb nya.
4. Saya Menggunakan Nama Lain
Di rumah, biasanya saya dipanggil dengan nama panggilan masa kecil, terutama oleh keluarga dan teman-teman terdekat. Nama panggilan ini sangat berbeda dengan nama resmi saya saat ini.
Makanya pernah seorang teman dekat yang menerima paket belanjaan online saya di rumah, mengatakan bahwa tidak ada orang dengan nama tersebut tinggal di rumah ini. 😀
Nah, para tetangga di sekitar tempat tinggal saya juga mengenal saya dengan nama panggilan masa kecil. Beberapa dari mereka bahkan iseng mencoba mencari informasi tentang saya di Google menggunakan nama tersebut, penasaran dengan pekerjaan saya. Namun tentu saja, mereka tidak akan menemukan apa pun! 😀
Kelihatannya saya perlu mempertimbangkan untuk membranding nama panggilan kecil saya agar lebih mudah dicari di Google!
Jadi, kurang lebih itulah cerita yang agak kurang penting namun sedikit lucu dan aneh ini.
Top comments (0)