DEV Community

Cover image for Tips memilih Distro Linux yang cocok untuk selera dan kebutuhan kalian
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat

Posted on

Tips memilih Distro Linux yang cocok untuk selera dan kebutuhan kalian

GNU/Linux merupakan sistem operasi free (bebas) dan open source (sumber terbuka) yang tidak terlalu populer di kalangan user desktop. Kebanyakan OS yang terpasang di komputer di seluruh dunia menggunakan OS Windows, kalau user nya berduit ya MacOS. Alasan Linux tidak sepopuler OS dekstop mainstream lain yaitu karena "kebanyakan" Distro Linux di-maintain oleh komunitas non-profit, sehingga mereka gak punya marketing sebagus, sebesar, dan sekaya Microsoft dan Apple, jadi tidak banyak orang yang tau soal sistem operasi GNU/Linux.

Linux biasa digunakan sebagai sistem operasi pada server, tapi Linux pun bisa digunakan sebagai sistem operasi desktop. Alasan saya untuk menggunakan Linux sebagai sistem operasi utama karena saya ingin menggunakan ekosistem aplikasi Free and Open Source, dan juga menyingkirkan software proprietary sepenuhnya dalam hidup saya, termasuk juga sistem operasi Windows.

Kelebihan yang saya dapatkan setelah menggunakan sistem operasi Linux ialah:

  • Bebas dari update yang dipaksakan
  • User memiliki kendali penuh atas komputernya
  • Privasi pengguna terjamin (selama aplikasi yang digunakannya berlisensi FLOSS)
  • Lebih ringan dari Windows (tergantung juga dari DE yang dipakai)
  • Fitur kustomisasi yang lengkap (gak cuma ganti wallpaper dan pake widget kek di Windows 😜)
  • Jadi terbiasa menggunakan terminal (ini penting buat kalian yang developer)
  • Gak butuh requirement spesifikasi yang tinggi
  • Gak perlu mikirin soal driver, karena udah built-in di dalam kernel (pastiin udah pake versi kernel terbaru)
  • Kalau nemu masalah, troubleshooting-nya mudah karena ada Arch Wiki
  • Distribusi software yang tersentralisasi, download software apapun mudah dan cepat berkat package manager
  • dll (nanti saya tambahin kalau udah kepikiran)

Karena GNU/Linux itu open source, sehingga banyak varian-varian dari sistem operasi GNU/Linux yang biasa juga disebut Distro (Distribution). Saking banyaknya distro yang tersedia, para pemula bingung untuk milih distro mana yang mau dia pakai. Di sini saya akan memberitahu poin-poin apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih distro linux yang akan kalian pakai.

Pilih base distro yang cocok sama kalian

Ada 4 base distro yang cukup populer, yaitu Debian, Ubuntu, Arch, dan Red Hat.

Debian-based

Debian 10 dengan DE GNOME

Distro Debian-based adalah distro linux yang merupakan "keturunan" dari Debian. Ciri khas dari Debian adalah updatenya yang jarang dan packagenya yang stabil, tapi kekurangannya package yang tersedia di repository kebanyakan masih pake versi lama. Debian menggunakan package manager bernama apt.

Contoh-contoh distro berbasis debian adalah:

  • Debian itu sendiri
  • MX Linux
  • Linux Mint Debian Edition
  • antiX
  • Peppermint
  • Devuan
  • Ubuntu

Ubuntu-based

Ubuntu 22.04 dengan DE GNOME, kinda boring IMO

Ubuntu merupakan distro linux paling populer di dunia saat ini, dan Ubuntu merupakan turunan dari Debian. Yang membedakan Ubuntu dengan Debian adalah updatenya yang tidak sejarang Debian. Debian update 2 tahun sekali (gak menentu) sedangkan Ubuntu update 2 kali setahun (biasanya tiap bulan April dan Oktober). Ubuntu menggunakan package manager yang sama dengan Debian yaitu apt.

Contoh-contoh distro berbasis debian adalah:

  • Ubuntu itu sendiri
  • Varian Ubuntu yang menggunakan DE selain GNOME: Kubuntu, Lubuntu, Xubuntu, Ubuntu MATE, Ubuntu Budgie
  • Linux Mint
  • Pop!_OS
  • Zorin
  • Linux Lite
  • elementaryOS
  • KDE Neon

Arch-based

Btw i use arch

Arch Linux merupakan distro linux minimalis dan ringan, saking ringannya secara default kita cuma dikasih layar hitam dan kita diharuskan untuk menginstall sistem operasinya secara manual lewat CLI (Sekarang Arch sudah memberikan installation script yang memudahkan proses instalasi, tapi masih berbasis CLI).

Kelebihan dari Arch yaitu update yang sering (tiap hari update coy) dan repo yang menyediakan software terbaru. Tapi kekurangan nya karena update nya sering, terkadang ada package buggy yang masuk ke repo stable karena proses testing yang tidak sebaik Debian dan Ubuntu, tapi kejadian sistem crash karena update jarang terjadi (kecuali kalian pake Manjaro). Arch Linux menggunakan package manager bernama pacman.

Oh iya kelebihan lain dari Arch memiliki AUR (Arch User Repository). AUR singkatnya adalah repo yang packagenya bisa dipublish oleh siapa saja. Tapi kalian harus hati-hati sebelum menginstall package AUR, biasakan membaca PKGBUILD dari package AUR sebelum menginstallnya (saya sangat merekomendasikan AUR helper "paru" untuk kasus ini). Perhatikan juga vote dan popularity dari package AUR agar kalian terhindar dari package yang sussy baka.

Contoh-contoh distro berbasis Arch adalah:

  • Arch Linux itu sendiri (recommended buat kalian yang ingin mempelajari seluk-beluk dari Linux)
  • EndeavourOS
  • Arco Linux
  • Artix Linux
  • Archcraft
  • Manjaro

Red Hat Based

Fedora dengan DE GNOME, bosen njir GNOME mulu dari tadi

Jujur aja, saya gak begitu tau tentang distro berbasis Red Hat, karena kebanyakan distro berbasis Red Hat itu diperuntukkan untuk server, tapi ada beberapa distro Red Hat based yang dibuat untuk desktop, contohnya Fedora. Ciri khas dari fedora itu dia updatenya semi rolling release, tapi tetap stabil seperti Debian/Ubuntu. Jadi anggap saja Fedora seperti gabungan antara Arch dan Debian/Ubuntu. Fedora dan Red Hat based distro lain menggunakan package manager bernama dnf.

Contoh-contoh distro berbasis Red Hat adalah:

  • Fedora
  • Red Hat Enterprise Linux (RHEL)
  • Rocky Linux
  • AlmaLinux
  • CentOS

Pilih Desktop Environment yang kalian suka

Desktop Environment adalah bagian yang menentukan User Interface dari sebuah Distro Linux. Sebuah distro biasanya memiliki lebih dari 1 pilihan DE. Dan sebuah DE biasanya dimiliki oleh banyak distro.

DE pada Linux ada yang tampilannya mirip Windows (misal: KDE Plasma, XFCE, Cinnamon, MATE, dll), ada juga yang tampilannya mirip MacOS (misal: Pantheon, Cutefish, Deepin DE), ada juga yang punya gaya tampilannya sendiri (misal: GNOME, Unity).

Tiap DE pun punya ciri khas nya masing-masing. Ada yang fitur kustomisasinya sangat lengkap (misal: KDE Plasma) dan ada juga yang fitur kustomisasinya minim sekali (misal: Pantheon, Cutefish)

Perihal ini menjadi kewajiban kalian untuk banyak melakukan research di Internet mengenai DE mana yang tampilannya memikat hati kalian.

GNOME

Ya Allah, GNOME lagi

XFCE

Manjaro dengan XFCE

KDE Plasma

Arch Linux dengan KDE Plasma

Cutefish DE

Arch Linux dengan Cutefish DE

Deepin DE

Deepin

DistroChooser

Sudah ketemu sama distro dan DE yang memikat hati kalian? Kalau belum kalian bisa jawab pertanyaan di website DistroChooser

Halaman pertanyaan

Di website ini kalian akan diberikan beberapa pertanyaan soal Linux, dan nanti website tersebut akan merekomendasikan Distro yang cocok dengan pilihan kalian.

Halaman hasil

Di sini saya mendapatkan rekomendasi yaitu EndeavourOS, dan kebetulan saya memang sedang menggunakan EndeavourOS 😂. Itu berarti distro pilihan saya sudah cocok dengan keinginan dan selera saya.

Karena banyak sekali distro dan DE yang ada, sudah menjadi kewajiban kalian untuk melakukan research sendiri di Internet (khususnya YouTube) untuk menemukan Distro dan DE yang cocok dengan kalian.

Mungkin cukup sekian tips yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan kata.

Salam FLOSS 👊🤓

Top comments (0)