Al-Biruni, atau Abu Rayhan Al-Biruni, adalah seorang polymath asal Persia yang hidup antara tahun 973 hingga 1048 M. Ia dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling cemerlang dari zaman keemasan Islam, yang memiliki pengetahuan mendalam dalam berbagai bidang termasuk matematika, astronomi, geografi, fisika, dan sejarah.
Mengukur Keliling Bumi
Salah satu pencapaian Al-Biruni yang paling terkenal adalah kemampuannya untuk mengukur keliling bumi dengan tingkat akurasi yang luar biasa, menggunakan metode yang inovatif untuk zamannya.
Metode Pengukuran
Al-Biruni menggunakan prinsip geometri sederhana untuk menghitung keliling bumi. Ia memulai dengan mengukur ketinggian sebuah gunung. Caranya adalah dengan mengukur sudut elevasi puncak gunung dari dua titik berbeda di kaki gunung yang berada pada garis lurus dengan puncak. Dengan menggunakan trigonometri, Al-Biruni kemudian menghitung tinggi gunung tersebut.
Setelah itu, Al-Biruni pergi ke puncak gunung dan mengamati horison. Ia mengukur sudut yang dibentuk antara garis datar dan horison. Dengan menggunakan nilai ini dan mengetahui ketinggian gunung, ia dapat menghitung radius bumi melalui persamaan geometri yang melibatkan sudut dan panjang busur bumi.
Dari perhitungan ini, Al-Biruni mendapatkan nilai keliling bumi sekitar 39.968 km. Nilai ini sangat mendekati nilai yang kita ketahui sekarang, yaitu sekitar 40.075 km.
Pengaruh dan Signifikansi
Metode Al-Biruni sangat inovatif karena ia mampu mencapai hasil yang sangat akurat tanpa alat-alat canggih seperti yang kita miliki saat ini. Karya Al-Biruni ini menunjukkan pemahaman yang luar biasa akan ilmu geometri dan astronomi, serta kreativitas dalam memecahkan masalah ilmiah.
Pengukuran Al-Biruni bukan hanya prestasi besar dalam sains, tetapi juga membuktikan bahwa para ilmuwan Muslim pada masa itu memiliki metode dan pendekatan yang sangat maju. Pencapaiannya menjadi fondasi penting bagi pengembangan lebih lanjut dalam bidang geodesi dan geografi.
Warisan Al-Biruni
Al-Biruni tidak hanya dikenal karena pengukuran keliling bumi, tetapi juga karena kontribusi lainnya dalam bidang astronomi, termasuk penentuan arah kiblat di berbagai tempat, studi tentang gerhana, dan penelitian mendalam tentang berbagai budaya dan agama. Karya-karyanya memengaruhi banyak ilmuwan di dunia Islam maupun Eropa selama berabad-abad.
Dalam dunia modern, nama Al-Biruni diabadikan sebagai salah satu kawah di bulan dan sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam ilmu pengetahuan.
Sumber:Wikipedia.com Sumber:idntimes.com Sumber:oif.umsu.ac.id
Top comments (0)