Disini saya akan bercerita pengalaman saya menjalani test psikotest sebagai programmer. Kalau ada yang bertanya:
"Emang semua perusahaan ada psikotest nya? Kok saya dulu enggak ya?"
Saya akan jawab, tidak semua perusahaan menerapakan prosedur psikotest di tahapan proses rekrutmen mereka. Semua perusahaan punya kebijakannya masing-masing. Tapi jika Anda sedang mencari pekerjaan, Anda harus tau psikotest adalah salah satu bagian dari proses rekrutmen di perusahaan.
Psikotes itu apa sih?
Kalau menurut wikipedia:
"Tes psikologi atau psikotes adalah bidang yang ditandai dengan penggunaan sampel perilaku untuk menilai konstruksi psikologis, seperti fungsi kognitif dan emosional, tentang individu tertentu. Istilah teknis untuk ilmu di balik tes psikologis adalah Psikometrik. Dengan sampel perilaku, berarti pengamatan dari tugas melakukan individu yang biasanya telah ditentukan sebelumnya, yang sering berarti nilai pada ujian. Respon ini sering dikompilasi ke dalam tabel statistik yang memungkinkan evaluator untuk membandingkan perilaku individu yang diuji terhadap tanggapan kelompok norma."
Nah itu kalau penjelasan dari wikipedia. Anda bisa fokus di kata atau kalimat yang saya tebalkan. Secara gambaran besarnya, psikotes adalah kegiatan untuk menilai psikologi seseorang dengan menggunakan beberapa metode seperti ujian ata wawancara.
Pentingnya apa sih psikotes bagi perusahaan?
Ya, kalau kita cari pasangan hidup kan harus tau sifatnya, karakternya, kalau bisa tau juga kekurangannya. Biasanya kan dari perkenalan yang panjang, kita sudah bisa tau sifat aslinya. Oh, si John Doe sukanya bohong, kalau janji gak pernah ditepati, kalau pinjem barang gak pernah dibalikin dan seterusnya. Proses psikotes dengan bantuan psikolog ini membantu perusahaan dengan cepat meinilai karakteristik individu yang hendak bekerja di suatu perusahaan.
Jenis tes apa saja yang ada di Psikotes?
Ada banyak, hampir semua jenis tes di wikipedia akan kita jumpai saat mengerjakan soal psikotes:
- Tes Sinonim
- Tes Antonim
- Tes Acak Kata
- Tes Gambar Orang
- Tes Gambar Pohon
- Tes Wawasan Kebangsaan
- Tes Kraepelin
- Tes Pauli
- Tes Deret Angka
- Tes Deret Gambar
- Tes Penalaran Gambar
- Tes Kepribadian
- Tes skala minat
Dan masing-masing tes punya tujuannya sendiri kenapa dibuat untuk kandidat. Selain 13 tes tadi, ada juga psikolog yang membuat sesi wawancara di akhir tes. Pertanyaannya biasanya tidak lepas dari CV yang Anda berikan kepada perusahaan, personal, atau keluarga.
Tips menghadapi psikotes
Untuk menghadapi jenis psikotes 13 tadi, Anda bisa berlatih soal-soal psikotes di Google. Kalau saya sendiri saya berlatih lewat buku yang pernah saya beli sewaktu SMK (bukunya lupa, cari aja di Gramedia banyak). Tapi kalau baru pertama kali psikotes, ada juga dari yang menyelenggarakan akan memandu terkait soal dan cara menjawabnya.
Ketika Anda menghadapi tahapan wawancara di sesi psikotes, jawablah dengan sejujur-jujurnya semua pertanyaan-pertanyaan dari psikolog. Mereka ingin jawaban yang benar itu dari Anda. Jika tidak jujur, mereka akan terus memojokkan Anda (karena sebenarnya mereka sudah tau Anda dari hasil tes yang sudah Anda kerjakan sebelumnya).
Contoh:
"Kenapa Anda memberi penawaran gaji di bawah gaji Anda di perusahaan sebelumnya?"
Anda bisa jawab sejujur-jujurnya. Apa karena Anda memang butuh pekerjaan juga secepatnya? atau karena Anda yakin akan ada apresiasi lebih jika Anda melakukan pekerjaan dengan baik di perusahaan?. Jawab saja apa adanya. Dan jangan jadi orang yang menutup-nutupi.
Penutup
Itu tadi pengalaman saya dalam menjalani proses psikotes. Anda bisa mempersiapkannya dengan soal-soal yang ada di Internet atau buku. Jika Anda gagal dalam suatu proses rekrutmen atau di psikotes ini, jangan bersedih, tetap lah semangat. Anggaplah keberhasilan/kegagalan yang Anda lalui sebagai pengalaman yang dapat mengasah kepribadian dan kesiapan Anda. Dan tetaplah bersyukur untuk semua yang Anda lalui dan jalani saat ini.
Sukses selalu!
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tes_psikologi
Top comments (0)