DEV Community

Cover image for Functional Programming vs Object Oriented Progamming: Mana yang Lebih Keren?
Yoga Meleniawan Pamungkas
Yoga Meleniawan Pamungkas

Posted on • Edited on

Functional Programming vs Object Oriented Progamming: Mana yang Lebih Keren?

Image description

Halo, temen-temen! Kali ini kita bakal bahas dua cara keren buat ngoding: Pemrograman Fungsional / Functional Programming (FP) dan Pemrograman Berorientasi Objek / Object Oriented Programming (OOP). Yuk, kita lihat mana yang lebih cocok buat temen-temen!

Functional Programming (FP)

Apa Itu FP?

  • FP itu kayak bikin rumus matematika, bro. Nggak ada perubahan data mendadak, semua data tuh kayak patung, nggak bisa diubah.
  • Di FP, fungsi tuh kayak raja. Lo bisa simpen fungsi di variabel, kirim sebagai argumen, atau balikin dari fungsi lain. Asik, kan?

Ciri-Ciri Utama FP:

  1. Immutability:
    • Data nggak bisa diubah-ubah. Jadi lebih aman dari bug yang bikin pusing.
  2. Pure Functions:
    • Fungsi murni nggak punya efek samping. Jadi outputnya cuma tergantung input.
  3. Higher-Order Functions:
    • Fungsi bisa nerima fungsi lain atau balikin fungsi. Misalnya map, filter, reduce.
  4. Recursion:
    • Lebih sering pake rekursi daripada loop.
  5. Lazy Evaluation:
    • Hitung cuma kalo bener-bener butuh. Hemat tenaga, bro.

Contoh Bahasa FP:

  • Go, Elixir

Kelebihan FP:

  • Kode lebih gampang dites dan di-debug.
  • Lebih gampang buat paralel dan concurrent programming.
  • Mengurangi risiko kesalahan karena data nggak bisa diubah.

Kekurangan FP:

  • Agak susah dipelajari buat yang baru mulai.
  • Nggak semua masalah cocok diselesaikan dengan FP.
  • Performanya bisa lambat kalo nggak dioptimalkan.

Object Oriented Programming (OOP)

Apa Itu OOP?

  • OOP itu fokus ke objek yang gabungin data dan aksi. Kayak bikin dunia mini di dalam program temen-temen.
  • Kode diatur dalam object dan class. Mirip kayak bikin blueprint rumah.

Ciri-Ciri Utama OOP:

  1. Encapsulation:
    • Data dalam object disembunyiin, cuma bisa diakses lewat method/function. Bikin lebih aman dan rapi.
  2. Inheritance:
    • Kelas bisa nurunin sifat ke class lain. Mirip kayak warisan keluarga, bro.
  3. Polymorphism:
    • Metode yang sama bisa punya implementasi beda. Bikin kode lebih fleksibel.
  4. Abstraction:
    • Fokus ke yang penting aja, detail nggak perlu ditunjukin. Bikin lebih gampang diatur.

Contoh Bahasa OOP:

  • Java, C++, Python, Ruby, C#.

Kelebihan OOP:

  • Mudah dimengerti dan diimplementasiin karena mirip dunia nyata.
  • Kode lebih modular dan bisa dipake ulang.
  • Gampang dikembangin dan dipelihara lewat inheritance dan polymorphism.

Kekurangan OOP:

  • Bisa berlebihan buat masalah kecil.
  • Struktur warisan yang dalam bisa bikin kode susah diubah.
  • Banyak kode template yang harus ditulis.

Perbandingan FP dan OOP

Aspek Pemrograman Fungsional (FP) Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)
Fokus Utama Fungsi dan komposisi fungsi Objek dan interaksi antar objek
Data Nggak bisa diubah Bisa diubah
Efek Samping Dihindari Boleh
Pendekatan Deklaratif Imperatif
Penggunaan Ulang Kode Fungsi murni dan higher-order functions Inheritance dan polymorphism
Kesederhanaan Pengujian Lebih mudah Butuh pengaturan state yang tepat

Mana yang Lebih Keren?

Nggak ada jawaban pasti, bro. Semua tergantung:

  • Jenis proyek: Kalo banyak state dan interaksi antar objek, OOP lebih cocok. Tapi kalo transformasi data, FP lebih mantap.
  • Tim dan skill: Tim yang udah biasa pake salah satu cara bakal lebih produktif pake cara itu.
  • Performa: Tergantung kebutuhan proyek temen-temen.

Kesimpulan

Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kadang, temen-temen perlu gabungin prinsip dari kedua paradigma buat bikin solusi yang fleksibel dan scalable. Jadi, pilih yang paling cocok buat proyek temen-temen dan tim temen-temen!


Semoga penjelasan ini bisa bikin temen-temen lebih paham dan bisa milih yang paling cocok buat temen-temen! Jangan lupa ngoding itu diketik jangan dipikir! Sampai jumpa di artikel yang lainnya!!

Top comments (0)