DEV Community

Mumtaz
Mumtaz

Posted on

PostgreSQL Bukan Satu-satunya: 5 Database Lain yang Perlu Kamu Tau!

Daftar Isi

  1. Pendahuluan
  2. Sekilas tentang PostgreSQL
  3. Kenapa Perlu Alternatif?
  4. Pilihan Database Lain
  5. Penutup

Pendahuluan

Pernah ngalamin salah pilih database? Awalnya ikut tren dengan pakai PostgreSQL karena katanya "paling canggih", ternyata aplikasi yang kamu bikin cuma butuh database ringan. Atau sebaliknya, udah nyaman sama yang simpel, tapi langsung macet pas traffic naik.

Milih database itu mirip kayak milih pondasi rumah: bukan soal paling kuat, tapi yang paling pas buat bangunan yang kamu bikin. Makanya, jangan kejebak mindset "satu database cocok untuk semua". Setiap DB punya peran dan keunggulannya masing-masing. Artikel ini, kamu bakal dikenalin ke beberapa alternatif selain PostgreSQL, biar kamu bisa lebih bijak nentuin pondasi paling pas untuk aplikasi yang kamu bangun.


Sekilas tentang PostgreSQL

PostgreSQL itu RDBMS open-source yang udah terbukti stabil, kaya fitur, dan tangguh untuk query kompleks. Cocok dipakai di aplikasi skala besar yang butuh integritas data tinggi, transaksi rumit, dan struktur yang solid.

Tapi kalau project yang kamu buat itu skala kecil, atau resourcenya terbatas, PostgreSQL bisa terasa "overkill". Kalau dibandingkan dengan beberapa opsi lain, PostgreSQL memang lebih berat dan butuh setup serius.


Kenapa Perlu Alternatif?

Simple: nggak ada satu database yang cocok buat semua skenario.
PostgreSQL emang powerful, tapi bukan berarti bisa selalu menjadi pilihan terbaik. Ada kondisi di mana SQLite lebih cocok ketika kamu butuh yang ringan dan praktis, atau MongoDB kalau butuh yang lebih fleksibel untuk data yang terus berubah. Dengan kamu mengerti karakter dan batasan tiap database, kamu bisa milih yang paling pas buat aplikasi yang kamu bangun.


Pilihan Database Lain

MySQL

  • Kelebihan: Paling populer di dunia web, cepat, mudah dipakai, komunitas super besar (resource belajar melimpah).
  • Kekurangan: Kurang fleksibel untuk query kompleks atau relasi yang rumit.
  • Cocok buat: Website skala kecil-menengah, e-commerce, CMS.
  • Contoh: WordPress.

SQLite

  • Kelebihan: Nggak perlu server, data cukup disimpan dalam satu file, ringan, dan setup gampang.
  • Kekurangan: Gak kuat kalau butuh banyak koneksi sekaligus atau high-concurrency.
  • Cocok buat: Aplikasi mobile, prototyping, atau desktop apps yang butuh database lokal.
  • Contoh: Android & iOS apps, aplikasi standalone.

MongoDB

  • Kelebihan: NoSQL berbasis dokumen, fleksibel, gampang adaptasi sama data dinamis (struktur data tidak tetap dan mudah berubah).
  • Kekurangan: Konsistensi data lebih lemah dibanding RDBMS, terutama ketika membutuhkan transaksi yang strict.
  • Cocok buat: Aplikasi real-time, media sosial, katalog produk.
  • Contoh: LinkedIn, Uber.

Microsoft SQL Server

  • Kelebihan: RDBMS enterprise yang punya fitur keamanan tingkat tinggi dan integrasi mulus di ekosistem Microsoft. Cocok ketika kamu udah pakai stack Windows dan butuh dukungan profesional.
  • Kekurangan: Berbayar dan performanya akan optimal ketika di lingkungan Windows.
  • Cocok buat: Aplikasi enterprise, sistem finansial, dan ERP yang membutuhkan stabilitas dan compliance.
  • Contoh: Sistem ERP perusahaan, aplikasi internal korporat.

Oracle Database

  • Kelebihan: Super stabil, punya fitur enterprise lengkap, performanya tinggi untuk skala besar. Cocok untuk sistem yang buth reliability dan compliance tingkat tinggi
  • Kekurangan: Biaya lisensinya mahal, setup kompleks dan maintenancenya cukup kompleks. Tidak cocok untuk tim kecil atau proyek yang butuh agility.
  • Cocok buat: Perusahaan global, sektor perbankan, telco, atau institusi yang butuh jaminan uptime dan keamanan maksimal.
  • Contoh: Core banking system, billing system provider telekomunikasi.

Penutup

Jangan cuma terpaku ke satu database. PostgreSQL emang solid, tapi MySQL, SQLite, MongoDB, SQL Server, dan Oracle punya tempatnya masing-masing. Memilih database bukan tentang popularitas, tapi seberapa cocok dengan kebutuhan aplikasi yang kamu buat.

Kalau pondasinya tepat, bangunannya lebih kuat dan tahan lama. Kalau databasenya sesuai, aplikasinya punya ruang buat berkembang dengan stabil.

Top comments (0)