Komputer tidak memahami bahasa selain 0 dan 1 (binary digit), lalu bagaimana bisa komputer memahami bahasa pemrograman seperti Javascript?
Bahasa pemrograman mempunyai engine agar komputer dapat mengerti kodenya, setiap barisan kode tersebut akan diterjemahkan oleh engine itu sebelum diterima oleh komputer, misalnya Java yang mempunyai JVM (Java Virtual Machine), Javascript juga mempunyai engine untuk menerjemahkan kodenya agar dapat dibaca oleh komputer. Engine Javascript tertanam pada browser sehingga dibutuhkan browser agar komputer dapat menjalankan kode Javascript.
Ada banyak browser saat ini seperti Firefox, Opera, Safari, Chrome, dll. Dan masing-masing dari mereka mempunyai engine tersendiri untuk menerjemahkan kode Javascript. Saat ini ada 8 engine Javascript, misalnya Firefox dengan SpiderMonkey, Safari dengan JavaScriptCore, dan Chrome dengan V8.
Perkembangan Javascript dimulai saat adanya engine dari Google yang bernama V8, tujuan Google menciptakan engine ini yaitu untuk memaksimalkan layanan Google Map yang membutuhkan kecepatan tinggi saat me-load semua resource-nya karena engine yang ada tidak dapat memaksimalkan semua fitur layanan ini.
Saat ini, engine V8 adalah engine yang tercepat yang mempunyai performansi yang bagus. Karena alasan itu, Ryan Dahl yang sedang mencari teknologi untuk meningkatkan performa website memutuskan untuk menggunakan engine Javascript V8 yang akan dipakai pada Node.js.
Karena itu, Node.js membuat Javascript yang tadinya hanya untuk interaksi web dan hanya berjalan di sisi client sekarang berubah dan berevolusi menjadi bahasa universal yang hampir dapat berjalan di client maupun server, dan hampir di semua platform.
Node.js membuat engine Javascript ada diluar browser sehingga dapat mengeksekusi Javascript diluar browser. Karena itulah mengapa Javascript dapat berjalan di sisi server dan membuat program Javascript dapat dieksekusi dimanapun.
Top comments (0)